" Segala Usaha dan Pengorbanan akan dilakukan untuk mencapai sesuatu hal yang di inginkan "

Sabtu, 13 Maret 2010

Epistemologi dan Ontologi

Epistemologi ( filsafat ilmu)
Epistemologi adalah pengetahuan sistematik
mengenai pengetahuan. Ia merupakan cabang filsafat yang membahas tentang
terjadinya pengetahuan, sum-ber pengetahuan, asal mula pengetahuan, sarana, metode
atau cara memperoleh pengetahuan, validitas dan kebenaran pengetahuan (ilmiah).
Perbedaan landasan ontologik menyebabkan perbedaan
dalam menentukan metode yang dipilih dalam upaya memperoleh pengetahuan yang
benar. Akal, akal budi,
pengalaman, atau kombinasi akal dan pengalaman, intuisi, merupakan
sarana mencari pengetahuan yang dimaksud dalam epistemologik, sehingga dikenal
model model epistemologik seperti rasionalisme, empirisme, rasionalisme kritis,
positivisme, feno¬menologi dan sebagainya. Epistemologi juga membahas bagaimana
menilai kelebihan dan kelemahan suatu model epistemologik be¬serta tolok
ukurnya bagi pengetahuan (ilmiah), seperti teori ko¬herensi, korespondesi
pragmatis, dan teori intersubjektif.
Pengetahuan merupakan daerah persinggungan
antara benar dan diperca-ya. Pengetahuan ..........

ontologi (hakikat apa yang dikaji)
Ontologi membahas keberadaan sesuatu yang
bersifat kongkrit secara kritis. Beberapa aliran dalam bidang ontologi, yakni
realisme, naturalsime dan empirisme. Secara ontologis, objek dibahas dari
keberadaannya, apakah ia materi atau bukan, guna membentuk konsep tentang alam
nyata (universal ataupun spesifik).
Ontologi ilmu
meliputi apa hakikat ilmu itu, apa hakikat kebenaran dan kenyataan yang inheren
dengan pengetahuan ilmiah, yang tidak terlepas dari persepsi filsafat tentang
apa dan bagai¬mana (yang) “Ada”. Persoalan yang didalami oleh ontologi ilmu
misalnya apakah objek yang ditelaah ilmu? Bagaimana wujud hakiki objek
tersebut? Bagaimana hubungan objek tersebut dengan daya tangkap manusia
(seperti berpikir, merasa dan mengindra) yang membuahkan pengetahuan? Pemahaman
ontologik meningkatkan pemahaman manusia tentang sifat dasar berbagai benda
yang akhimya akan menentukan pendapat bahkan ke¬yakinannya mengenai apa dan
bagaimana (yang) ada sebagaimana manifestasi kebenaran yang dicarinya.